26 September 2009

KEPEMIMPINAN VISIONER

Hakekat Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang yang berbeda. Kata kepemimpinan (leadership) berasal dari kata yang diambil dari kamus dan dimasukkan ke dalam kamus teknis sebuah disiplin ilmiah tanpa didefinisikan dengan makna yang tepat. Definisi Kepemimpinan menurut beberapa ahli yaitu :

  1. Hemhill dan Coons ( 1957:7 ) : Kepimimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama ( SHARED GOAL ).
  2. Tannebaum, Weschler dan Massarik ( 1961 : 24 ) : Pengaruh antarpribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
  3. Stogdill ( 1974 ) : Pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi seorang pemimpin harus mampu memberikan harapan.
  4. Hosking ( 1988 : 153 ) : Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.
  5. Gibson (1997) : Upaya menggunakan berbagai pengaruh yang bukan paksaan utnuk memotivasi anggota agar mencapai tujuan tertentu.
  6. Robert G. Owen ( 1995 ) : Merupakan interaksi antar pihak yang memipin dan yang dipimpin.

Definisi-definisi diatas menimbulkan kontroversi, yaitu :

  • Kontroversi utama : Kepemimpinan harus dilihat sebagai milik dari individu-individu tertentu atau milik dari sebuah sistem sosial
  • Teoritikus : Kepemimpinan sampai pada penggunaan pengaruh yang menghasilkan komitmen yang bersemangat dari para pengikut.

Pendekatan-pendekatan dalam penelitian utama kepemimpinan :

1. Trait approach / Ciri: Menekankan pada atribut-atribut pribadi daripada pemimpin. Asumsi pendekatan ini merupakan pemimpin alamiah yang dianugrahkan beberapa ciri yang tidak dimiliki orang lain misalnya kemampuan luar biasa, intuisi tajam, pandangan masa depan yang luar biasa, kekuasaan persuasive yang tidak tertahan.

2. Behavioral Approach / Perilaku: Penelitian ini dibagi dalam dua sub kategori yaitu : Sifat dan Pekerjaan manajerial.

3. Power Influence Research / Pendekatan kekuasaan: Mempelajari proses mempengaruhi antara pemimpin dan para pengikutnya. Mmepunyai pengaruh vertikal, horizontal dan diagonal. Tidak hanya berusaha mempengaruhi bawahan tapi juga teman sejawat, atasan dan orang yang berada diluar organisasi.

4. Pendekatan situasional : Menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontektual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oelh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik pada pengikut.

Peran Pemimpin

  1. Memungkinkan tercapainya sukses suatu pekerjaan.
  2. Role Models / contoh atau panutan bagi bawahan dalam melakukan suatu pekerjaan.
  3. Mewakili organisasi dilingkungan eksternal
  4. Mempertahankan identitas organisasi
  5. Menetapkan standar kinerja
  6. Memotivasi anak buah.

Peran Pemimpin

Menurut Burt Nanus :

  1. Penentu Arah
  2. Agen Perubahan
  3. Juru Bicara
  4. Pelatih

Kecerdasan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin baik itu pemimpin perusahaan ataupun organisasi. Kecerdasaean tersebut meliputi :

  1. Kecerdasan Intelektual : Kemampuan individu memahami secara cepat esensi suatu keadaan baru yang dihadapi, sehingga mampu menyesuaikan diri.
  2. Kecerdasan Emosional : Kemampuan dalam membaca pikiran sendiri dan orang lain sehingga mampu menempatkan dirinya dan mengendalikan dirinya.
  3. Kecerdasan Enterpreneur : Dapat mengubah nasib sendiri dan segera membangun usaha terus melakukan perbaikan dan perubahan-perubahan ke arah kemajuan.
  4. Kecerdasan Adversitas : Ketahanmalangan sebagai sikap atau tindakan perilaku cerdas dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan agar terhindar dari kekcewaan yang berlarut-larut.

Efektivitas Kepemimpinan

Kebanyakan peneliti mengevaluasi efektivitas pemimpin dalam kaitan dengan konsekuensi dari tindakan-tindakan pemimpin tersebut bagi para pengikut dan para “stake holder” organisasi lainnya, namun berbagai jenis hasil telah diguynakan termasuk kinerja, pertumbuhan dari kelompok organisasi pemimpin tersebut, kesiapannya untuk menanggapi tantangan atau krisis-krisis, kepuasan pengikut dengan pemimpinnya, komitmen para pengikut terhadap sasaran kelompok, kesejahteraan psikologi dan pengembangan pengikut, mempertahankan satatus tinggi pemimpin dan kemajuan pemimpin ke posisi kekuasaan pemimpin ke posisi kekuasaan yang lebih tinggi di dalam organisasi.

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan yang visioner adalah yang memiliki arah dan masa depan yang jelas dimana merupakan gambaran masa depan yang disepakati dengan rasa kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkannya. Pemimpin masa depan memiliki cirri-ciri :

a. Memiliki wawasan pandangan ke depan.

b. Memyukai tantangan dan melihat peluang. Dalam melihat peluang pemimpin harus memiliki jiwa entrepreneur ( mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada / inovatif ).

c. Mampu memiliki kredibitlitas terhadap pekerjaannya.

d. Trust ( kepercayaan )

e. Konsisten, loyalitas dan terbuka

f. Kompeten : Memiliki ketrampilan dan keahlian secara teknis dan hubungan antar kelompok.

Kepemimpinan visioner dalam pembaharuan adalah kepemimpinan yang memiliki kepekaan, kemampuan dan kemauan untuk memahami dan sungguh-sungguh tentang tanda-tanda yang ada. Memiliki jiwa marketing, administrator dan punya visi.

Kepemimpinan merupakan upaya dalam mempengaruhi orang lain untuk menjadi maju dalam melakukan suatu kegiatan yang telah diprogramkan.

Seorang pemimpin harus cerdas, cepat tanggap, memiiki analisis yang baik tidak mudah bimbang dan memiliki jiwa entrepreneur.

Tuntutan untuk menjadi seorang pemimpin salah satu yang penting adalah harus piawai dalam mengambil keputusan dengan cepat. Kebanyakan orang mengambil keputusan mengenai sesuatu dengan seenaknya saja. Sering kali jika mereka dihadapkan dengan sesuatu situasi yang memrlukan pemecahan yang cepat, selalu menjawab dengan mengulur-ulur dan tidak pasti, penuh kebimbangan.

Pemimpin yang sejati adalah yang memperrtimbangkan dulu sebelum keputusan diambil, mempunyai tujuan tertentu dan tujuannya itu hanya satu kali, yaitu mengumpulkan dahulu data-data atau bahan-bahan. Ia ingin memiliki dasar-dasar yang lebih kuat untuk keputusan yang berupa angka-angka atau informasi-informasi.

Seorang pemimpin selain harus tanggap dalam menghadapi situasi sulit dia juga harus mau mendengar pendpaat orang lain dan peka terhadapnya. Jangan hendaknya membayangkan hanya penglihatannya saja yang dapat menembus dinding batu. Setiap orang belajar dari orang lain.

Pemimpin yang cerdas

Kecerdasan seorang pemimpin saat ini pada hakekatnya dituntut tidak hanya cerdas secara intelegensia saja namun juga memiliki kecerdasan emotional ( EQ ) dalam menghadapi kompleksitas permasalahan saat ini yang semakin sulit diatasi hanya dengan kecerdasan IQ.

Kecerdasan emotional merupakan tolak ukur bagi seorang pemimpin dalam menghadapi dan menetapkan kebijakan-kebijakan organisasi yang kompleks. Seiring dengan banyaknya perubahan dan fenomena alam dan manusia yang terus berubah-ubah saat ini dibutuhkan seorang pemimpin yang pandai dalam berfikir tidak hanya secara rasional dan logika saja tapi juga dengan hati dan perasaan. Kepandaian seorang pemimpin dalam memaksimalkan kecerdasan emotinalnya dan kecerdasan IQ nya akan lebih menampakkan hasil yang lebih seimbang dalam perannya sebagai pemimpin suatu organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuannya.

Studi Kasus

Dewasa ini kita ketahui masyarakat mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap para pemimpinnya terutama pemimpin-pemimpin kita yang saat ini duduk di kursi-kursi parlemen. Para anggota dewan yang seharusnya merupakan wakil-wakil rakyat untuk memperjuangkan hak-hak rakyat menjadi berbanding terbalik, bukannya hak-hak rakyat yang menjadi pencapaian mereka namun cenderung pada hak dan kepentingan pribadi mereka semata yang lebih diprioritaskan. Peraturan-peraturan yang dibuat hanya sebagai alibi untuk membenarkan kondisi yang ada namun kenyataannya dilapangan itu semua dibuat hanya untuk keuntungan para penguasa.

Ironisnya mereka yang seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat banyak semakin terlena dengan pencapain materi dengan segala fasilitas yang mereka tuntut ke negara tanpa kontribusi perjuangan hak-hak rakyat yang setimpal. Rakyat semakin banyak yang menderita namun para wakil-wakil rakyat tersebut semakin sibuk menghitung berapa banyak materi yang akan mereka dapatkan selama lima tahun jabatan mereka.

Saya yakin para pemimpin tersebut memiliki kecerdasan intelektual yang luar biasa namun saya tidak yakin pemimpin yang seperti itu memiliki kecerdasan emotional yang baik. Apakah mungkin seorang pemimpin yang memiliki EQ yang baik akan terus membiarkan rakyatnya masih mengantri minyak tanah sampai berkilo-kilo meter panjangnya karena kelangkaan minyak tanah yang harganya menjadi sangat mahal ? Apakah mungkin seorang pemimpin yang memiliki EQ yang baik akan terus meraup keuntungan dari dana-dana untuk rakyat seperti dana pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat bawah ? hal ini sangat ironis terjadi dinegara kita dimana semua tahu Indonesia adalah negara yang makmur dan kaya namun mengapa kesenjangan sosial masih saja terasa sulit untuk dihapuskan.

Bukan suatu idealisme jika kita mengharapkan pemimpin masa kini harus memiliki EQ dan IQ yang baik. Guna mencapai satu titik kesempurnaan memang diperlukan proses yang tidak sebentar namun perlu disertai dengan niat yang tulus dan kemauan dari segala pihak dan unsur. Ibarat bertepuk sebelah tangan suatu keadaan yang ideal tidak akan bersambut jika hanya diamini oleh salah satu pihak saja, harus ada kesadaran dari segala pihak baik itu dari unsur pimpinan yang paling tinggi hingga yang paling bawah.

Saya percaya dari sekian ratus orang wakil-wakil rakyat yang duduk di kursi-kursi empuk itu tidak semuanya yang egois, pasti masih ada yang berusaha memperjuangkan hak-hak rakyat yang memang menjadi kewajiban mereka. Namun itu semua tidak akan efektif jika tidak didukung dari segala penjuru arah. Segala bentuk kenyamanan yang kita rasakan saat ini dengan segala plus minusnya tidak terlepas dari perjuangan para pemimpin-pemimpin kita

Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Alangkah bijaksananya jika para pemimpin saat ini mau berpedoman pada gaya kepemimpinan nabi kita Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW (570-632) adalah selain sebagai nabi dan rasul terakhir juga seorang pemimpin pemerintahan Islam Medinah yang sampai saat ini masih terus diakui keabsahannya dalam memimpin pemerintahan dan situasi politik saat itu. Nabi Muhammad SAW melaksanakan pemerintahannya saat itu dengan meletakkan dasar-dasar peraturan negara yang disiarkan ke seluruh dunia dan semata-mata hanya menjalankan hukum keadilan dan belas kasih.

Muhammad SAW sangat dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur yang baik, jika kita ingat sebelum masa kenabiannya beliau adalah seorang pedagang yang sangat berhasil. Muhammad SAW memiliki jiwa yang terkenal akan kejujuran dan kredibilitasnya, dengan gelar Al-Amin, beliau juga seorang yang memiliki visi ke depan dan jiwa marketing yang mampu meyakinkan para pengikutnya saat itu hingga kini. Beliau juga seorang administratur yang baik, memiliki kemampuan dalam mengendalikan dan mengatur kearah pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Muhammad SAW berjuang semata-mata hanya untuk kepentingan umat dan masyarakat dengan kerelaannya hidup dalam kebersahajaan. Bukan suatu yang tidak mungkin bagi kita semua untuk mencontoh hal tersebut dibekali dengan niat dan kemauan yang tulus. Amiennn ….

DAFTAR PUSTAKA

Ralph,M.Stogdill

1974 Hand Book of Leadership

Mac Milan Publishing Co.Inc, New York

Sunindhia Y.W & N. Widiyanti

1988 Management Kepemimpinan

PT. Bina Aksara, Jakarta

Inu Kencana, Djamaludin, Supardan

1999 Ilmu Administrasi Publik

Rineka Cipta, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar